JANGAN PERNAH TAKUT GAGAL, KARENA KEGAGALAN ADALAH AWAL DARI SUATU KEBERHASILAN
animasi  bergerak gif
My Widget
MATERI AKUNTANSI: PERSEDIAAN BARANG DAGANG

Kamis, 02 Juni 2016

PERSEDIAAN BARANG DAGANG


Persediaan Barang Dagang


A.      Definisi persediaan barang dagang

Istilah Akuntansi untuk persediaan barang dagang adalah merchandise inventory, yaitu barang-barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan laba (selisih harga jual dengan harga pokok). Persediaan juga bisa dikatakan barang yang dimilki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau diproses kembali. Persediaan merupakan aset dan merupakan unsur aktiva lancar dalam neraca.
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, menyebutkan bahwa istilah persediaan digunakan untuk menyatakan

  • Barang yang tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi)
  • Barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang dalam proses/pengolahan)
  • Barang yang akan digunakan untuk produksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam kegiatan normal perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur (pengolahan atau pabrik) terdapat 3 klasifikasi :
1.    Persediaan bahan baku (raw material inventory)
Persediaan bahan baku adalah bahan-bahan yang akan diproses menjadi barang jadi. Dalam hal ini bahan baku yang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain, maka barang-barang demikian sering disebut sebagai persediaan suku cadang.
2.    Persediaan barang dalam proses (work in procces inventory)
Persediaan barang dalam proses adalah bahan-bahan yang telah diproses tetapi belum selesai. Produk dalam proses pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.
3.    Persediaan barang jadi (finished good inventory)
Persediaan barang jadi adalah barang yang telah selesai diproses dan siap untuk dipasarkan. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.

B.       Prosedur dan metode pencatatan dalam mengelola kartu persediaan barang dagang
  Untuk menentukan nilai persediaan barangpada akhir periode yang harus dilaporkan dalam neraca atau menentukan besarnya harga pokok persediaan barang yang telah dijual atau telah digunakan dan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi maka perlu diadakan perhitungan. Untuk menghitung nilai tersebut sebenarnya tidak sulit, apabila harga pokok barang selama periode akuntansi tidak mengalami perubahan. Namun kenyataan bahwa harga pokok barang selalu mengalami perubahan, sehingga muncul pertanyaan tentang seberapa besar nilai persediaan akhir atau harga pokok barang yang dijual atau digunakan yang harus dilaporkan pada akhir periode.

Sistem yang digunakan dalam pencatatan persediaan ada 2 macam, yaitu :
1.      Sistem Fisik atau sistem periodik
Pada sistem ini harga pokok penjualan baru dihitung dan dicatat pada akhir periode akuntansi. Cara yang dilakukan adalah dengan menghitung kuantitas barang yang ada di gudang di setiap akhir periode, kemudian mengkalikannya dengan harga pokok per unitnya. Dengan cara ini maka jumlahya baik pisik maupun harga pokoknya tidak dapat diketahui setiap saat.
Konsekuensinya adalah jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi oleh sistem ini. Pada saat ini nilai persediaan barang harus dihitung berdasarkan persediaan pisik yang ada digudang atau stock opname. Hasil perhitungan pisik pada akhir periode dibuat jurnal sebagai berikut :

  • Untuk persediaan awal
Tanggal
Keterangan
Ref
Saldo
Debet
Kredit
2016





Maret
31
Ikhtisar Laba Rugi

4.600.000



   Persediaan


4.600.000







  • Untuk persediaan akhir
Tanggal
Keterangan
Ref
Saldo
Debet
Kredit
2016





Maret
31
Persediaan

5.750.000



 Ikhtisar Laba Rugi


5.750.000







Yang digunakan dalam sistem fisik ini adalah :
a.       Persediaan barang dagangan
b.      Pembelian barang dagangan
c.       Biaya angkut pembelian
d.      Potongan pembelian
e.       Retur pembelian
f.       Penjualan
g.      Potongan penjualan
h.      Retur penjualan
i.        Harga pokok penjualan

2.    Sistem perpetual atau sistem permanent
Dalam sistem perpetual perubahan jumlah persediaan (fisik maupun rupiah) dimonitor setiap saat. Caranya dengan menyediakan kartu persediaan untuk setiap jenis persediaan. Kartu ini berfungsi sebagai buku pembantu persediaan barang dan digunakan untuk mencatat mutasi persediaan setiap hari. Setiap terjadi mutasi persediaan barang selalu dicatat dalam akun persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo akun persediaan.

Rekening-rekening yang dipergunakan dalam sistem ini adalah :
a.       Persediaan barang dagangan
b.      Penjualan
c.       Potongan penjualan
d.      Retur penjualan
e.       Harga pokok penjualan

2 komentar: